Mendekatkan Diri Kepada Allah di Bulan Ramadan (Oleh: Siti Norlailatul Janah)





Cerita tentang mendekatkan diri kepada Allah di bulan Ramadan

    Tahun ini, Ramadan berlangsung di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
Hari pertama puasa, saya sangat bersemangat sekali menjalankannya. Pada sore harinya, 
saya ingin meminta izin kepada Ibu untuk berbuka puasa diluar bersama teman-teman saya. Namun, Ibu melarang saya, karena bahayanya berkerumun ditengah pandemi. 
    
    “Bu, aku boleh ya bukber bareng temen-temen diluar” Ucap saya yang begitu semangat kepada Ibu. “Sama temen-temen? berapa orang kamu tahu kan ini lagi pandemi, ga baik berkerumun” Ucap Ibu menasehati.“cuma 5 orang Buu, nanti jaga jarak kok, ga salam salaman” Ujar saya sambil merayu Ibu. Ibu pun menghela nafas dan menatap saya sambil berkata “GABOLEH”. 
    “Ah Ibu maah” Ucap saya sambil kesal dan cemberut. “Kenapa sih ribut-ribut?” Tanya Kakak penasaran. Tidak ada yang menjawab pertanyaan Kakak, di karenakan Ibu yang sedang memasak dan saya yang sedang kecewa karena tidak diizinkan buka bersama oleh Ibu. Karena Kakak saya yang sangat penasaran, Kakak pun menghampiri dan bertanya kepada Ibu “Bu, Janah kenapa tuh?” Tanya Kaka ke Ibu. “Itu looh mau bukber bareng kawan-kawannya, ya gak Ibu izinin kan lagi pandemi gini” Jelas Ibu melarang. 
    “Oooo mau bukber nih ceritanyaa...” Jawab Kakak sambil melirik saya lalu saya menatap dengan tatapan sinis. "Kenapa ga kamu ajak temen kamu bukber virtual?” Ucap Kakak memberi saran. “Virtual gimana?” Ujar saya yang masih kesal. “Itu looh bukber lewat Video Call sama temen-temen kamu, kan kalo kamu bukber diluar, kamu pasti udah jalan sekitar 1 atau setengah jam sebelum buka puasa tuh, dan pas sampe ditujuan, kalian pasti ngobrol-ngobrol gitu kan, nah kalo ini sebagai gantinya, kamu dan temen-temen kamu tadarusan aja baca Al-Qur’an sambil nunggu buka puasa” Jelas Kakak “Nah terus pas adzan, buka nya bareng-bareng deh di Video Call” Lanjut Kakak memberi saran. “Hmm... boleh juga tuh kak” Ujar saya yang menyetujui saran dari Kakak “Boleh doong, Kakak gitu looh” Lanjut Kakak dengan kepercayaan dirinya. “Tumben pinter” Ujar saya mengejek Kakak. “Yeehh, dari dulu kaleee” Jawabnya dengan nada nyinyir. 
    Saya pun dengan semangat bergegas pergi ke kamar untuk mempersiapkan menghubungi teman-teman saya melalui Video Call. “MAKASIH KAKK ATAS SARANNYA", Teriakku kepada Kakak. "IYAA SAMA SAMAA” Teriak Kakak membalas saya yang lupa mengucapkan terima kasih atas saran yang ia berikan. Saya pun mendengar dan tersenyum malu. 

    Akhirnya, saya pun berhasil menghubungi teman-teman saya di dalam kamar dan bertadarus dengan teman-teman saya melalui Video Call sambil menunggu waktu berbuka puasa, seperti yang disarankan oleh Kakak tadi. Dan saya pun senang, karena puasa pertama di masa pandemi tahun ini masih bisa berbuka bersama teman-teman saya. Meski tidak dapat berbuka bersama secara tatap muka, tetapi saya masih bisa berbuka bersama secara virtual dari rumah masing-masing. Dan untuk pertama kalinya, saya berbuka puasa bersama teman-teman melalui internet. 

    Maka, pesan moral yang kita dapatkan dalam berpuasa adalah membentuk sikap jujur dan disiplin. Oleh karena itu, wajar orang yang sedang berpuasa tidak berani sedikit pun melanggar ketentuan berpuasa, misalnya minum meskipun ada kesempatan (seperti saat berwudhu), ibu-ibu yang sedang memasak untuk berbuka puasa pun tidak berani makan meskipun ada kesempatan, karena merasakan kehadiran akan eksistensi Allah SWT.

    Semoga, puasa pada bulan Ramdan ini menjadi puasa terbaik untuk kita. Kita dapat memahami dan melaksanakan pesan moral ibadah puasa yang kita lakukan, sehingga kita menjadi hamba Allah yang Muttaqin dan semoga Covid-19 cepat berakhir, Aamiin.

Karangan,

Siti Norlailatul Janah

Comments